Februari 2014, masih aroma tahun yang baru. lebih-lebih, masih minggu pertama bulan asmara itu. masih gak nyangka, aku sudah menginjakkan kaki untuk kedua kalinya di pulau yg katanya paradise itu. dan kali kedua itu, aku bebas pengamatan burung! semua itu disponsori nenek kesayangan aku (nekdo), kakak-kakak sepupu aku nan cantik (uni elta dan uni yupi), kakak-kakak ipar aku (kak aan dan pierre), dan pastinya para master (om yuyun, kak sanggar, mas udin, mas bonenk, deny) ~~~\o/
Sanur (8/2), pagi hari di Sabtu dengan hujan dan AC di kamar yang membuat semakin dingin. ingat sekali, aku bersemangat mengecek hp setelah malam sebelumnya aku sempat berniat menon-aktifkan saja hp itu. hampir saja, rencana ke Taman Nasional Bali Barat batal karena kak sanggar yg menjanjikan menemani kesana masih harus menjadi ranger untuk bird banding dan rescue shorebirds yg kena tumpahan minyak di pelabuhan benoa (baca di postingan sebelumnya). tapi akhirnya dia memberi kabar gembira, dia tetap akan menepati janjinya! janjian pukul 6 pagi, dia akan menjemput. yah hujan dan ternyata pagi itu aku disms kak sanggar, dia baru mau pulang ke kosannya sehabis dari benoa. ujungnya, jam 7an aku minta didrop uni yupi di perempatan sanur - depan mcd agar kak sanggar mudah menjeputku. pernah sebelum itu kak sanggar mengantarku pulang ke rumah uni yupi di sanur itu, tapi jalannya ribet hahaha bahkan aku mengandalkan baliho salah satu caleg sebagai patokan pemandu kak sanggar :D oke, sekitar jam 8 pagi aku sudah diculik kak sanggar. perjalanan ke ujung barat pulau Bali pun dimulai!
perjalanan yang panjang ternyata, Taman Nasional Bali Barat sudah mendekati banyuwangi. fakta yg membuat aku merasa sangat jahat adalah kak sanggar belum sempat tidur sama sekali! katanya, di benoa semalaman hujan dan dia hanya berlindung ponco, tentu sulit tidur. aku sudah berkali-kali ingatkan kak sanggar untuk berhenti kapanpun dia butuh istirahat, tapi dia cuma mengiyakan tanpa benar-benar melakukan. mungkin terbebani janjinya mengantarku ke TNBB. "gak papa kan kakak udah janji", pernyataan itu yg bikin aku nangis di balik punggungnya. serasa, YES I AM THAT DAMN CHILDISH yg pundung kalo gak jadi ke taman nasional impian itu! T^T sudah hampir sampai, barulah kak sanggar minta berhenti sejenak untuk sekedar memejamkan mata beberapa menit di motornya. kasihan ._.
memang perjalanan panjang, sekitar jam 1 siang barulah sampai di Taman Nasional Bali Barat.
| Caprimulgus affinis |
di Taman Nasional Bali Barat, langsung mencari pawangnya burung: mas bonenk. karena kondisi yg memaksakan diri itu kak sanggar gak kuat lagi, jadilah dia numpang tidur di rumahnya mas bonenk. mas bonenk memberiku spot cabak kota (Caprimulgus affinis) dulu sebelum beranjak mengantar kak sanggar ke rumahnya. aku dibiarkan bersenang-senang merayap di tanah berpasir plus sisa batuan karang mendekati saudara ku sendiri - cabak. hahaha panggilan ku di kalangan kutu aer (baca postingan lama). ternyata susah loh mendekatinya! pfft.
mas bonenk kembali dan menculik aku ke spot Taman Nasional Bali Barat lainnya. ternyata cukup jauh spotnya, butuh naik motor dan motor pun perlu dibekali bensin terlebih dahulu. ternyata ke spot burung yg sangat dijejeli oleh mas bonenk selama kontak via medsos: udang punggung-merah (Ceyx rufidorsa)! berupa hutan di pinggir jalan dekat pemukiman, ada aliran sungai kecil di sana. banyak pohon berkayu yg merambat, melintang sana-sini cocok untuk bertengger. banyak suara terdengar, tapi yg bisa ku identifikasi hanya suara cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), merbah cerukcuk (P. goiavier), tekukur biasa (Streptopelia chinensis), perkutut jawa (Geopelia striata), takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala), cipoh kacat (Aegithina tiphia), dan burung-madu sriganti (Cinnyris jugularis). aku bisa mengidentifikasi mereka karena mereka umum dan sudah nyaris setiap hari aku mendengar suara mereka. terus masuk ke dalam hutan, menerjang lumpur pasir bekas aliran sungai yg mengering, mas bonenk fokus mencarikan keluarga burung pemakan ikan itu (Alcedinidae).
| Pycnonotus melanicterus |
aku sempat terpisah dengan pawang TNBB itu, tapi aku hoki: si target menghampiriku! udang punggung-merah (C. rufidorsa) itu bertengger di cuilan akar yg mencuat dari dinding tanah sungai. belum yakin karena aku belum pernah melihat sebelumnya, ingin ku foto eh terbang! pfft. ada lagi yg menghampiriku, berwarna coklat keabuan. ukuran burung yg harusnya masuk lifelist aku itu sedang, hampir sebesar cucak kutilang. belum jodoh, lagi-lagi terbang sebelum kamera ku siap. usut punya usut, kata mas bonenk mungkin yg ku lihat itu adalah kancilan bakau (Pachycephala grisola). sayang sekali tanpa dokumentasi aku sulit menerimanya sebagai liferku. tapi jangan menyerah, aku dihibur oleh spesies lain: cucak kuning (Pycnonotus melanicterus). sepele sih, tapi itu masuk ke dalam lifer aku loh! nambah deh lifelist aku :)
| Rhinomyias olivacea ? |
| Rhinomyias olivacea ? |
| Rhinomyias olivacea ? |
belum menyerah, ditambah semangati oleh suara dan siluet cekakak sungai (Todirhampus chloris) di salah satu ranting mati salah satu pohon besar tinggi yg bermandi cahaya matahari siang, pencarian udang punggung-merah (Ceyx rufidorsa) tetap berlanjut. mendadak mas bonenk mengajak mengendap, si target menampakkan diri yes! ah tapi halangan ranting dan dedaunan banyaaaaak sekali dan gelap pun bersekongkol menyulitkanku menemui fokus lensa kameraku, ish. baru dapat asal dokumentasi, burung yg memang benar berpunggung merah walau lebih nge-pink itu pun langsung menghilang lagi. mendapat hiburan, ada yg bergerak rendah di kayu yg merambat melintang. warnanya coklat, agak burik dengan paruh masih bersisa jingga. ah juvenile! mas bonenk bilang itu sikatan-rimba dada-coklat (Rhinomyias olivacea) karena suaranya sedari tadi menyelingi suara-suara penghuni hutan. dipancing menggunakan suara pun ada yg menyauti, meski kami tak pasti individu ini apa bukan pelakunya. aku dapat dokumentasi dugaan sikatan-rimba dada-coklat (R. olivacea) itu. walau tak begitu bagus, ku rasa cukup tampak depan dan belakangnya untuk identifikasi? ada juga cikrak kutub (Phylloscopus borealis) melompat-lompat di ranting tepat di atas kepala ku. mas bonenk yg memberi tahuku identifikasinya. sayang aku gak bisa masukan spesies itu ke lifelist aku karena aku hanya sempat melihat kaki dan sayapnya. aku butuh wajahnya, tapi tak sempat. dia terbang menghilang.
| Ceyx rufidorsa |
sudah menyerah dan hendak keluar hutan, eh aku mendadak berhenti dan memberi aba-aba pada mas bonenk untuk berhenti celoteh guidingnya. tepat di depan mas bonenk, dengan tanpa halangan apapun alias clear jarak dekat, bertenggerlah si target: udang punggung-merah (Ceyx rufidorsa) di raambatan kayu melengkung! cukup lama dia di situ, tapi tak cukup lama menunggu kamera ku siap mengabadikannya. mas bonenk masih terus berbicara tentang waktu kemarau adalah waktu terbaik untuk mencari udang punggung-merah. ternyata dia tak sadar ada si target tadi sangat dekat darinya. hahaha
| Artamus leucorhynchus & Accipiter gularis |
next spot, menjangan resort! oh resort ini masih masuk kawasan Taman Nasional Bali Barat toh, hemm. resort di dalam hutan? seru pasti yah, pengen. ya semoga aja pengembang resort ini dan para pengunjungnya gak mengganggu habitat satwa-satwa cantik TNBB. ohiya, belum apa-apa kami disambut raptor yg membumbung cukup tinggi sambil dikejar si kecil nan berani: kekep babi (Artamus leucorhynchus). sepenglihatan mas bonenk raptor kecil itu adalah elang-alap nipon (Accipiter gularis).
| a pair of Gallus varius |
gak jauh dari penyambutan elang-alap, persis di depan mata kami, di pinggir jalan utama yg berupa setapak jalan itu, ada ayam! iya, sepasang ayam-hutan hijau (Gallus varius) sedang asyik mencari makan di rerumputan liar. duh ayam ini, pengalaman lalu di Taman Nasional Baluran dia sangat sensitif - bersembunyi segera tiap terlihat. eh ini di Taman Nasional Bali Barat, di menjangan resort, dia tidak terlalu memperdulikan keberadaan aku dan mas bonenk. hanya si pejantan cukup siaga.
| Leucopsar rothschildi |
lanjut lagi, masih di menjangan resort. aku dibawa ke tempat penangkaran dan release jalak bali (Leucopsar rothschildi). program CSR namanya, itu yg ku baca di salah satu papan. nampaknya sudah tak aktif tempat penangkaran ini, aku lihat ada ruangan yg berantakan barang-barang di dalamnya - gak keurus. etapi etapi etapiiiii, ternyata ada loh burung terancam punah itu: 3 ekor jalak bali (L. rothschildi) menyambut kami! iyasih bercincin, tanda hasil tangkaran. namun, ya tetep menawan dengan anggunnya :)
| Sturnus melanopterus tertius |
selain burung icon kaos birds of bali-nya om yuyun itu, ada juga beberapa jalak putih (Sturnus melanopterus) mengatakan selamat datang buat ku hihihi. aku melihatnya jauh di pohon yg tinggi. kata mas bonenk, mata ku tajam juga untuk pengamatan burung. benar kata pepatah, experinces teach you a lot, mata tajam ini hasil 3 tahunan pengamatan burung yg dikenalkan oleh KPB Nycticorax. oiya, mas bonenk juga memintaku memperhatikan seksama pola sayap jalak putih itu. tadinya sempet bingung, eh mas bonenk bilang ini beda sama yg pernah ku liat sebelumnya. ini bali, sob! jelas sub spesies jalak putih ini beda dengan yg di jakarta. jalak putih ini Sturnus melanopterus tertius karena warna abu-abu pada sayapnya gelap. jadi si jalak putih (S. melanopterus) itu punya 3 sub species. khusus bali, sub-nya tertius, jawa ujung timur sub-nya tricolor, dan yg di jawa barat termasuk jakarta dan madura sub-nya yaitu melanopterus. pengetahuan baru deh buat aku saat itu :) sebenernya aku mikir, kenapa jalak bali gak disebut aja jalak putih? kan dominan dia putihnya ._.a
| Burhinus giganteus (thick-knee) take off |
keluar menjangan resort dan beralih ke kawasan pantai-nya Taman Nasional Bali Barat, yuhuuuu! target selanjutnya, wili-wili besar (Burhinus giganteus). masuk menerjang ilalang-ilalang yg menyelepet wajah saat berlalu di atas motor, kami disambut kirik-kirik laut (Merops phillippinus) yg berterbangan bak melompatnya penari balet di langit biru hampir senja. tapi sayang, di spot yg seharusnya ada si target, air lautnya pasang. tak ada seekor pun wili-wili besar (B. giganteus) di situ. mas bonenk sudah merasa gagal menguide aku dan memutuskan pulang. tapi aku memintanya pulang lewat agak ke tengah, arah hutan mangrove yg masih berlumpur. candaku, "kali aja hoki gitu, wili-wilinya mau kasih aku surprise" eh benar aja kejadian! mas bonenk kaget melihat ada 3 ekor wili-wili besar (B. giganteus) yg dicari. katanya, itu memang hokiku.
| Burhinus giganteus (thick-knee) going closer to me |
hehe alhamdulillah hokiku! mundur dan memutar, aku diajak mas bonenk mencari spot yg lebih dekat dengan si target. dapat! aku berjongkok rendah, bersembunyi di balik akar mangrove. ternyata ada 4 ekor wili-wili besar (Burhinus giganteus). aku tenang dan terus memotret, sampai akhirnya aku memilih duduk ngedeprok di atas lumpur basah itu. menariknya, salah satu dari wili-wili itu penasaran denganku dan berjalan diselingi berlari mendekati ku hingga jarak hanya 2-3 meter! \m/
| rudy, mas bonenk, eci, mas hery |
selesai birding dan sebelum pulang, alhamdulilalh sempat bertemu sama master burung lainnya: mas hery kusumanegara! terus dapet temen baru juga, rudy - pengamat dari malang. Taman Nasional Bali Barat bikin nagih! harus balik lagi nih, ngulang semua foto karena ternyata settingan kamera waktu itu keubah jadi size tiap filenya cuma ratusan kilo byte, ckck. tapi alhamdulillahirabbilaalaamiin walau cuma setengah harian di TNBB tapi udah ketemu target-target burung incaran utama :)
| kak sanggar, eci, mas bonenk, rudy |
menyenangkan yah jadi salah satu bagian dari pengamat burung Indonesia (pengabdi). pergi kemana-mana ada aja gitu pengamat lain yg bisa dimintai saran spot pengamatan, bahkan gak jarang ditemani pengamatan alias diguide, kayak aku ini di Bali hehe. terimakasih sebesar-besarnya untuk kak sanggar dan mas bonenk, semoga
tidak kapok menjadi temanku hehe dan semoga semua kebaikan kalian
mendapat balasan baik pula dari segala arah, aamiin allahuma aamiin yaa
allah yaa kariim! {}
No comments:
Post a Comment