 |
view muara gembong dari tower desa pantai mekar |
hai, pernah dengar muara gembong? sebuah kecamatan di
kabupaten bekasi. tiga jam perjalanan dapat ditempuh dengan mengendarai motor
dari meruya, jakarta barat. rute yang dilewati adalah kebun jeruk, kemanggisan,
tanah abang, kebon sirih, tugu tani, senen, cempaka putih, kelapa gading,
cakung, harapan indah, babelan dan barulah sampai di muara gembong. perjalanan
aspal, lampu jalan, dan spbu terakhir hanya sebatas babelan, itupun sudah
dengan lubang-lubang jalanan yg bisa dibilang cukup jahanam beserta truk
konteiner sebagai pesaing di jalan. maka benar-benar persiapkan
stamina kendaraan beserta pengemudinya.
 |
trek muara gembong sebelum musim hujan |
jomplang sekali dengan dua kota yg mengapitnya, bekasi kota dan jakarta. saat memasuki kawasan muara gembong. benar-benar tanah berbatu kerikil, tak ada lampu jalan, kanan-kiri sawah atau rawa atau tambak atau juga hutan
mangrove setia menemani perjalanan, dan kalau siang, jangan ditanya teriknya. diingat kalau hujan, jalanan akan licin bahkan berubah menjadi arena
off road. sungguh, demi skripsi aku menyusahkan mereka: gisela dinda kresteva, siti sumirah, ridwan fauzi, galih ramadhan, dan damar priambada. maaf dan terimakasih untuk jatuh-bangun bermandi lumpur, biru-lebam, dan isak-tangis yg disembunyikan dalam berat hela nafas ng-
offroad dadakan.
|
foto bersama warga muara gembong |
kalau sudah melihat obor - oh bukan, tepatnya lilin raksasa milik pertamina, itulah tanda benar-benar sudah memasuki kawasan muara gembong. lilin raksasa itu adalah cerobong tinggi milik pertamina yg menyemburkan api bak mulut naga, tapi sering nyala apinya membumbung tinggi cantik seperti nyala api pada lilin. selain milik pertamina, muara gembong juga ternyata dimiliki oleh perhutani. meski dimiliki dua lembaga ternama itu tak membuat muara gembong nampak terurus. seluruh warga dari enam desa yg menjadi kesatuan masyarakat muara gembong masih hidup seadanya. mayoritas dari mereka hanya berpendidikan sekolah dasar dan masih banyak yg tak berkesempatan mengenyam pendidikan. asal tahu saja, sekolah menengah atas baru ada di
muara gembong tahun 2007 dan cuma satu kalau aku tak salah ingat informasi. desa pantai mekar, desa pantai sederhana, desa pantai bahagia, desa pantai bakti, desa harapan jaya, dan desa jaya sakti adalah wilayah luas yg dinaungi kecamatan muara gembong.
 |
ban motor yogi selip |
desa pantai mekar adalah desa pertama yg dapat dijumpai dari jalan utama rute ladang pertamina. dari jalan utama itu ke kiri dan terus hingga mentok, berakhir di muara yg sangat besar. pertemuan dengan laut, wajar ada lalu lintas perahu dan kapal di sana. sebagai info, jika mau naik perahu atau kapal dari jakarta, misal dari cilincing, maka dapat turun persis di dermaga pantai mekar yg langsung dapat bertamu ke rumah pak lurahnya. ongkos merahu dari cilincing adalah Rp20.000,-/orang dan kalau bawa motor, ongkos 1 motor tetap dihitung sebagai ongkos 1 orang. desa pantai sederhana ada di seberang dermaga pantai mekar, sedangkan desa-desa lainnya ada di sebelah kanan dari jalan utama tadi. jarak antar desa jauh-jauh loh! menjamah tiap desa harus menyeberangi muara menggunakan jembatan kayu reot yg kalau berboncengan motor, penumpang harus turun atau jembatan besi atau malah rakit bambu atau perahu seadanya. untuk menyisiri seluk-beluk desa, pematang tambak dan pematang sawah adalah jalan setapak yg harus ditempuh. kalau motoran, harus sangat waspada ban selip karena lumpur kering yg dijadikan pematang itu rapuh. selain
trackingnya yg wah, selama menjelajah muara gembong bersiaplah dimanjakan aroma terapi ikan-ikan atau udang-udang kering. ikan yg sengaja dikeringkan sebagai ikan asin, udang untuk dijadikan ebi atau ikan dan udang yg mati kering karena terdampar atau terbuang. wajar kan, namanya tinggal di muara, makanya mayarakat muara gembong didominasi oleh para nelayan atau buruh tambak.
 |
naik perahu menyeberangi muara |
sedihnya, sekolah-sekolah di muara gembong masih terlihat kekurangan. contohnya saja salah satu sekolah dasar di desa pantai bakti. kondisi kamar mandinya sangat mengenaskan. tak berlampu dan cuma terdiri dari dua bilik. satu biliknya sama sekali tak bisa digunakan dengan timbunan lumpur pasca banjir yg mengubur wc-nya. satu lagi, bilik itu masih digunakan, tapi tak ber-wc, iya langsung lantai. bau pesing sangat semerbak di kamar mandi sekolah dasar itu meski ada bak besar untuk air di situ. mungkin karena sudah terlalu kebelet sehingga tak sempat mau repot nimba air dalam bak tinggi itu dengan gayung dari modifikasi kaleng cat. atau juga mungkin karena namanya anak-anak, gampang takut dan gampang ditakuti, saking gelapnya, mereka buru-buru keluar kamar mandi tanpa menyiram bekas pipisnya. toh lantai kamar mandi itu tak telihat, tertutup becekan lumpur dan lumut. selain kamar mandi, mushollanya juga miris. tempat yg seharusnya suci beralas sajadah dan berdinding bersih, nyatanya bekas banjir masih menggantung di dindingnya dan lantainya polos tanpa sajadah dengan aksen jiplakan kaki becek berlumpur umatnya. ada sih keset depan pintu musholla, tapi sudah tak layak. keset itu sudah banyak menahan air basahan tanpa pernah diperas dan dicuci sepertinya. apa suku dinas pendidikan tidak pernah menyambangi sekolah-sekolah di muara gembong ya? di jakarta sepertinya sekolah-sekolahku dulu selalu ada aja pejabat sudin yg menyambangi. aku sih berharap bisa kesana lagi dan gak sendirian, juga minimal bantu menyumbang untuk kamar mandi karena itukan urgensi. buang hajat itu perlu untuk kesehatan dan konsentrasi belajar. bayangin aja belajar matematika eh kebelet pipis, tapi males atau takut ke kamar mandinya. fufufufu~ oh iya, guru di sekolah itu banyak yg masih muda. dari hasil wawancara selaku responden skripsi ku, beberapa dari mereka malah cuma lulusan SMA. aku salut sekaligus malu ih sama mereka. aku udah sarjana pendidikan, tapi belom terjun langsung ke dunia pendidikan formal. mereka, meski bukan atau belum sarjana, sudah mengabdikan dirinya untuk pendidikan adik-adik di kampungnya. artinya mereka sudah ikut membangun kampungnya, keren ya!
well, sebenernya yg menarik aku ke daerah terabaikan ini untuk skripsi adalah statusnya yg
mengagumkan: muara gembong terdaftar dalam IBA. dengan kode ID071, seluruh
dunia mengakui keberadaan muara gembong di Indonesia sebagai IBA. secara umum,
IBA berasal dari Important Biodiversity
Area. lebih detail lagi, bagiku dan orang-orang yg doyan ngeker burung
alias pengamat burung (birdwatcher),
IBA itu adalah Important Bird Area.
sayangnya, meski dunia mengakui tapi publikasi tentang muara gembong pun masih
minim. yuk ah kita sebagai orang Indonesia, mengenal muara gembong …
 |
di belakang kami ada gerombolan lutung jawa! |
gembong dalam bahasa sunda
artinya macan. mungkin karena dulunya di muara gembong masih bisa dijumpai macan
kumbang (Panthera pardus melas / javan
leopard). sekarang entah kemana kucing besar hitam menawan itu. selain
macan, pernah ada catatan kucing bakau (Prionailurus viverrinus / fishing cat) di muara gembong. seumur hidup aku
belum pernah melihat kucing yg dengan lincahnya bermain di antara akar-akar
bakau yg tegar menahan abrasi. paling pernahnya melihat kucing kampung yg iseng
main di bakau atau malah dia itu lagi nyasar hahaha. selain kucing-kucingan, di
muara gembong juga ada primata. bahkan yg endemik Indonesia, lutung jawa (Trachypithacus auratus / javan langur /
ebony leaf monkey) hidup berdampingan dengan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis / long-tailed macaque /
crab eating monkey) yg biasa kita lihat diperalat menjadi topeng monyet.
itu perdana bagiku melihat lutung jawa di hutan mangrove, hutan dataran rendah bukan hutan pegunungan seperti di
gunung gede atau gunung halimun. terimakasih tim survey skripsiku: yogi rahmatulloh supratman, oji, darma ekaputra,
damar priambada, kak reza aulia ahmadi, mas rosi, dan mas budi yg sudah
menemani survey dan menyaksikan
gerombolan lutung jawa liar dengan jarak cukup dekat hehehe lucu.
%2Bsign.jpg) |
white-winged tern di muara gembong |
%2Bsign.jpg) |
little-ringed plover di muara gembong |
sebagai Important Bird Area, muara gembong memang menakjubkan! dengan tipe habitat berupa hutan mangrove, mudflat (hamparan lumpur), swamp (rawa), tambak dan sawah adalah sangat cukup untuk kelompok burung air dan burung hutan dataran rendah. kurang dari setengah hari pengamatan saja tercatat 16 jenis burung air: itik benjut (Anas gibberifrons / sunda teal), blekok sawah (Ardeola speciosa / javan pond heron), cangak abu (Ardea cinerea / grey heron), kokokan laut (Butorides striatus / striated heron), kowak-malam kelabu (Nycticorax nycticorax / black-crowned night-heron), kuntul kecil (Ergetta garzetta / little egret), cerek jawa (Charadrius javanicus / javan plover), cerek kalung-kecil (C. dubius / little ringed plover), cerek kernyut (Pluvialis fulva / pacific golden plover), dara-laut sayap-putih (Chlidonias leucopterus / white-winged tern), pecuk-padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris / little black cormorant), kareo padi (Amaurornis phoenicurus / white-breasted water-hen), tikusan merah (Porzana fusca / ruddy-breasted crake), kedidi jari-panjang (Calidris subminuta / long-toed stint), trinil pantai (Actitis hypoleucos / common sandpiper), dan ibis roko-roko (Plegadis falcinellus / glossy ibis). terimakasih untuk bayuda al-faritsi, pranoto wisnu, dan galih ramadhan yg menemani survey pertama: pengamatan burung air sampai akhirnya menemukan burung pantai migran si cerek kalung kecil sebagai liferku! hehe keren deh liat burung pantai migran jumlah ratusan di muara gembong waktu itu. selain burung air, di muara gembong juga ada burung lainnya. teramati, kirik-kirik laut (Merops philippinus / blue-tailed bee-eater), kerak basi (Acrocephalus sp. / warbler), bambangan (Ixobrychus sp. / bittern), raja-udang biru (Alcedo coerulescens / cerulean kingfisher), cici padi (Cisticola juncidis / zitting cisticola), dan yakin masih banyak lagi yg belum sempat teramati!
beginilah habitat-habitat yg mendukung keanekaragaman hayati di muara gembong:
 |
mangrove di muara gembong |
 |
mudflat di muara gembong |
.JPG) |
swamp di muara gembong |
 |
tambak di muara gembong |
.jpg) |
sawah di muara gembong |
psst, katanya burung pantai endemik jawa yg diduga telah punah yaitu trulek jawa (Vanellus macropterus / javanese lapwing) masih ada di muara gembong loh! sayang gak berhasil aku temukan, fufufu. tapi terimakasih sebanyak-banyaknya untuk juliadi nugroho, uni dian eka fitriansyah dan mas fani yosefa, mama herdina dewantri, nekdo syamsinar zoebir, mas rosi sekeluarga dan mas samba beserta teman SAVE MUGO-nya karena sudah menemani aku mengenal Muara Gembong. menyenangkan sekali dan aku mau kesana lagi, mau! mau! mau! ~~~\o/
No comments:
Post a Comment