dokter hewan datang, seorang wanita paruh baya dengan suaminya. oh, setelah kenalan, dokter hewan itu ku panggil
tante wita. habis makan, kami berempat - suaminya tante wita pulang, kembali ke kantor om yuyun. menunggu empunya kantor datang dan juga yg empunya hajat;
mas iwan londo,
mbak noni, dan
kak aron alias
birdbanders Bogor yg tadi saya maksud *mereka
expert loh* dari Monitoring Burung Pantai Indonesia. sore sudah menjelang, ternyata barulah kami bergerak. dengan segala perabotan riweuh yg dibawa mas udin dan istri beserta kedua anaknya, termasuk tiang-tiang besi panjang berat, kami atur peletakannya di ruang semacam gudang dan sebagian kami bawa ke
spot burung pantai targetnya, di gundukan pasir. oiya, kakak tua dan deny bertugas mencari dan membuat pasak. saya hanya bak reporter, mendokumentasikan aneka kegiatan orang-orang menakjubkan ini. salut sama
om yuyun yg cem doraemon modern, bukan lagi kantong ajaib tapi mobil ajaib karena apa aja rasanya ada di mobilnya. cemilan, obat herbal penangkal angin bandel, hingga tenda
camouflage.
 |
| preparing for bird banding and bird rescue (om yuyun, deny, kakak tua, mas iwan, tante wita) |
senja menyapa kami dan mulailah persiapan banding yg sebenarnya. sekitar jam 7 malam waktu sana,
mist-net dipasang dengan tiang pancang besi yg dibawakan mas udin dikomandoi mas iwan, mbak noni, dan kak aron. saya dan tante wita cuma melihat dan menunggu plus menjaga beberapa barang di pinggir pantainya. nyamuk pantai amat sangat mengganggu loh -_- gatel parah!
nekdo sudah menelpon saya menyuruh pulang, kata kakak tua setelah pasang
mist-net dia antar saya pulang. sedih sih, gak bisa ikutan
banding. tapi yaudahlah, besoknya saya akan merengek supaya diizinkan nekdo menginap buat ikutan
banding.
bener aja, besoknya - hari keempat
birding (5/2) saya berhasil dapat izin menginap di Pelabuhan Benoa. ya, berkat pembelaan dari
uni yupi dan
uni elta sih jadi nekdo meluluh. sore saya dijemput kakak tua. sampe di pelabuhan, lapaknya para
birdbanders itu ternyata rame. baru kenallah saya sama
om ian dan
pakde ian, temannya mas udin. ada lagi mas-mas dari malang, saya lupa namanya hahahaha cuma inget
budek yg gak salah lagi salah satu panitia Cangar waktu lalu :D dan ada juga si kakak serem jaman pertama kali saya nyemplung Indonesia Wildlife Photography,
kak ary chim. ternyata dia gak serem karena udah gak sedingin jaman nginep di Suaka Margasatwa Muara Angke itu. nah bingung apa yg bisa saya bantu, akhirnya saya memutuskan menyeduhkan para pejantan tangguh itu kopi yg tadi saya dan kakak tua beli di CK. menunggu malam, menunggu waktunya memeriksa burung yg tertangkap di
mist-net, kami isi dengan senda gurau. ya udah nasib ya, anak muda dan cadel, saya pun dijadikan bahan ceng-cengan oleh pakde ian, om ian, mas udin, dan kakak tua. pfft!
sudah tengah malam, mas iwan dan mbak noni memberi
briefing. katanya, yg boleh menyalakan lampu hanya mereka bertiga (mas iwan, mbak noni, dan kak ary). dan kami semua dibagi 3 tim dengan mereka kepalanya untuk mengecek 3
mist-net di posisi yg berbeda. tidak boleh berisik dan bagi yg tertidur akan ditinggal. pengecekan pertama tidak membuahkan hasil dan semua tim kembali ke lapak. mulai rasa kantuk, saya berniat cuma berbaring eh nyatanya tidur hahahahaha dan bangun-bangun ternyata pengecekan sudah yg kedua dan menghasilkan seekor burung pantai tertangkap. untungnya gak telat amat, saya sempat melihat apa saja yg dilakukan oleh
birdbanders terhadap burung tangkapan.
 |
| saya tidur kayak dugong terdampar ye? (difoto om yuyun) |
mas iwan yg memegang si burung dan mengukurnya dengan jangka sorong. ukuran kepala, kaki, bulu primer, bulu sekunder dan tersier, massa tubuh dan pemilihan ukuran gelang (
band). kak ary bertugas mencatat hasil pengukuran mas iwan ke lembar pengamatan dalam bentuk kode semacam singkatan. budek memfoto burung yg tetap dipegang mas iwan dengan
background foto dan kamera yg sudah disiapkan. tante wita sebagai dokter hewan tentu tugasnya memeriksa kesehatan si burung dengan buku panduan yg sudah disediakan, terutama tentang kondisi bulu dan temperatur tubuhnya yg diperiksa dengan termometer dimasukkan ke cloaka. mbak noni membantu pencahayaan untuk tante wita dan mengingatkan apa saja yg harus diperiksa. jadi, di dalam
bird banding ada istilah
"birdwatcher belum tentu birdbander, tapi birdbander sudah pasti birdwatcher". karena memang, kalo yg di Bogor itu,
bird banding ada kelasnya. buat pemula tahap pertama, tahap kedua, tahap ketiga, sampe yg sudah
capable untuk meng
handle burung. tidak sembarang orang boleh pegang burung karena bisa membuat burung setress atau bahkan terburuknya mati saking asal genggamnya. setelah semua pemeriksaan dan penggelangan, burung kembali dilepaskan.
 |
| kakak tua, mbak noni, deny, dan mas udin pasang mist-net |
sayang malam saya menginap itu sepi tangkapan dan yg tertangkap bukan yg kena tumpahan minyak solar. jadi, saya tidak melihat proses rescue berupa pemandian burung dengan sabun guna penyelamatan. tapi justru pas besoknya saya sudah tidak dapat izin menginap lagi, burung-burung yg tertangkap cukup banyak lagi seperti pada hari pertama (4/2). bahkan ada beberapa yg dimandikan untuk mengurangi tumpahan minyak di bulunya. oke hari saya melihat
bird banding secara
live itu berakhir di pukul 4 pagi dini hari. kakak tua kembali mengantar saya pulang dengan selamat :)
oiya
lifers saya selama acara
birdbanding-an di Pelabuhan Benoa ini yaitu:
#173
Kedidi Golgol | Curlew Sandpiper | Calidris ferruginea
#174 Kedidi-leher merah | Red-necked Stint | C. ruficollis
#175 Cerek Besar | Grey Plover | Pluvialis squatarola
 |
| shorebirds (Curlew
Sandpiper,
Sanderling, Red-necked Stint, Grey
Plover) in Pelabuhan Benoa, Bali, Indonesia |
|
I'd love to check out my lifelist. On that day (Tuesday, Feb 4th 2014) I got 3 new lifers. They are Curlew
Sandpiper,
Red-necked Stint, and Grey
Plover in Pelabuhan Benoa, Bali - Indonesia. Because of them, there were 175 bird species on my lifelist. Big thanks for people I mentioned above, you made my days! Thanks God there are good people around me :)
No comments:
Post a Comment