Pages

Friday, February 21, 2014

Denpasar Birding Trip: Day 3 and 4!

Denpasar - masih pulau dewata dan masih di ibu kotanya, ini hari keempat di sini tapi hari ketiga buat birding. lokasi masih sama dengan yg hari pertama, Pelabuhan Benoa. tapi sedikit ada yg beda dengan pengalaman yg sangat baru. iya? bird banding dan rescue buat para burung pantai (shorebirds) yg -tragisnya- kena tumpahan minyak solar dari salah satu pipa yg melintang di sisi kanan jalan masuk ke arah Pelabuhan Benoa. sebenarnya bird banding memang tidak asing didengar, pusat kegiatan para pelakunya biasa di Bogor dengan jadwal rutin tiap bulan. sayangnya saya yg domisili Jakarta justru belom pernah ikutan gabung, cuma sempat mengenal alat-alat banding sekilas. akhirnya, justru jauh di Bali ini saya melihat langsung kegiatan banding.
sumber foto: om yuyun di grup mobupi
Selasa (4/2) sekitar jam 7 pagi waktu Indonesia tengah, si kakak tua *kak sanggar* sudah menculik saya. destinasi pertama adalah rumah mas udin yg juga adalah basecamp-nya kelompok tetangga, sesama kelompok pengamat burung, KPB Kokokan. mas udin lagi siap-siapin perkap bird banding dan birds rescue yg direquest tamu jauh, para bird banders Bogor. kakak tua bantu-bantu mas udin. saya? bantu doa dan bantu konsentrasi dengan tidak berisik hahaha :v beres semua, mas udin bilang saya dan kakak tua duluan saja ke Pelabuhan Benoa. maka destinasi kedua adalah kantor om yuyun di pelabuhan itu. di sana kami menunggu deny. cukup lama menunggu deny, kakak tua mengajak saya melihat beberapa orang dengan perlengkapan sedot dan mobil pick-up di areal tumpahnya minyak, kata kakak tua sih itu mereka mau membersihkan tumpahan minyak. saya mau mendekat, kata kakak tua jangan. deny datang, lalu sudah jam biologis untuk makan siang. deny mengajak saya dan kakak tua ke warung nasi muslim masih di dalam komplek pelabuhan sembari nunggu dokter hewan untuk rescue.

dokter hewan datang, seorang wanita paruh baya dengan suaminya. oh, setelah kenalan, dokter hewan itu ku panggil tante wita. habis makan, kami berempat - suaminya tante wita pulang, kembali ke kantor om yuyun. menunggu empunya kantor datang dan juga yg empunya hajat; mas iwan londo, mbak noni, dan kak aron alias birdbanders Bogor yg tadi saya maksud *mereka expert loh* dari Monitoring Burung Pantai Indonesia. sore sudah menjelang, ternyata barulah kami bergerak. dengan segala perabotan riweuh yg dibawa mas udin dan istri beserta kedua anaknya, termasuk tiang-tiang besi panjang berat, kami atur peletakannya di ruang semacam gudang dan sebagian kami bawa ke spot burung pantai targetnya, di gundukan pasir. oiya, kakak tua dan deny bertugas mencari dan membuat pasak. saya hanya bak reporter, mendokumentasikan aneka kegiatan orang-orang menakjubkan ini. salut sama om yuyun yg cem doraemon modern, bukan lagi kantong ajaib tapi mobil ajaib karena apa aja rasanya ada di mobilnya. cemilan, obat herbal penangkal angin bandel, hingga tenda camouflage.

preparing for bird banding and bird rescue (om yuyun, deny, kakak tua, mas iwan, tante wita)
senja menyapa kami dan mulailah persiapan banding yg sebenarnya. sekitar jam 7 malam waktu sana, mist-net dipasang dengan tiang pancang besi yg dibawakan mas udin dikomandoi mas iwan, mbak noni, dan kak aron. saya dan tante wita cuma melihat dan menunggu plus menjaga beberapa barang di pinggir pantainya. nyamuk pantai amat sangat mengganggu loh -_- gatel parah! nekdo sudah menelpon saya menyuruh pulang, kata kakak tua setelah pasang mist-net dia antar saya pulang. sedih sih, gak bisa ikutan banding. tapi yaudahlah, besoknya saya akan merengek supaya diizinkan nekdo menginap buat ikutan banding.

bener aja, besoknya - hari keempat birding (5/2) saya berhasil dapat izin menginap di Pelabuhan Benoa. ya, berkat pembelaan dari uni yupi dan uni elta sih jadi nekdo meluluh. sore saya dijemput kakak tua. sampe di pelabuhan, lapaknya para birdbanders itu ternyata rame. baru kenallah saya sama om ian dan pakde ian, temannya mas udin. ada lagi mas-mas dari malang, saya lupa namanya hahahaha cuma inget budek yg gak salah lagi salah satu panitia Cangar waktu lalu :D dan ada juga si kakak serem jaman pertama kali saya nyemplung Indonesia Wildlife Photography, kak ary chim. ternyata dia gak serem karena udah gak sedingin jaman nginep di Suaka Margasatwa Muara Angke itu. nah bingung apa yg bisa saya bantu, akhirnya saya memutuskan menyeduhkan para pejantan tangguh itu kopi yg tadi saya dan kakak tua beli di CK. menunggu malam, menunggu waktunya memeriksa burung yg tertangkap di mist-net, kami isi dengan senda gurau. ya udah nasib ya, anak muda dan cadel, saya pun dijadikan bahan ceng-cengan oleh pakde ian, om ian, mas udin, dan kakak tua. pfft!

sudah tengah malam, mas iwan dan mbak noni memberi briefing. katanya, yg boleh menyalakan lampu hanya mereka bertiga (mas iwan, mbak noni, dan kak ary). dan kami semua dibagi 3 tim dengan mereka kepalanya untuk mengecek 3 mist-net di posisi yg berbeda. tidak boleh berisik dan bagi yg tertidur akan ditinggal. pengecekan pertama tidak membuahkan hasil dan semua tim kembali ke lapak. mulai rasa kantuk, saya berniat cuma berbaring eh nyatanya tidur hahahahaha dan bangun-bangun ternyata pengecekan sudah yg kedua dan menghasilkan seekor burung pantai tertangkap. untungnya gak telat amat, saya sempat melihat apa saja yg dilakukan oleh birdbanders terhadap burung tangkapan.
saya tidur kayak dugong terdampar ye? (difoto om yuyun)
mas iwan yg memegang si burung dan mengukurnya dengan jangka sorong. ukuran kepala, kaki, bulu primer, bulu sekunder dan tersier, massa tubuh dan pemilihan ukuran gelang (band). kak ary bertugas mencatat hasil pengukuran mas iwan ke lembar pengamatan dalam bentuk kode semacam singkatan. budek memfoto burung yg tetap dipegang mas iwan dengan background foto dan kamera yg sudah disiapkan. tante wita sebagai dokter hewan tentu tugasnya memeriksa kesehatan si burung dengan buku panduan yg sudah disediakan, terutama tentang kondisi bulu dan temperatur tubuhnya yg diperiksa dengan termometer dimasukkan ke cloaka. mbak noni membantu pencahayaan untuk tante wita dan mengingatkan apa saja yg harus diperiksa. jadi, di dalam bird banding ada istilah "birdwatcher belum tentu birdbander, tapi birdbander sudah pasti birdwatcher". karena memang, kalo yg di Bogor itu, bird banding ada kelasnya. buat pemula tahap pertama, tahap kedua, tahap ketiga, sampe yg sudah capable untuk menghandle burung. tidak sembarang orang boleh pegang burung karena bisa membuat burung setress atau bahkan terburuknya mati saking asal genggamnya. setelah semua pemeriksaan dan penggelangan, burung kembali dilepaskan.

kakak tua, mbak noni, deny, dan mas udin pasang mist-net
sayang malam saya menginap itu sepi tangkapan dan yg tertangkap bukan yg kena tumpahan minyak solar. jadi, saya tidak melihat proses rescue berupa pemandian burung dengan sabun guna penyelamatan. tapi justru pas besoknya saya sudah tidak dapat izin menginap lagi, burung-burung yg tertangkap cukup banyak lagi seperti pada hari pertama (4/2). bahkan ada beberapa yg dimandikan untuk mengurangi tumpahan minyak di bulunya. oke hari saya melihat bird banding secara live itu berakhir di pukul 4 pagi dini hari. kakak tua kembali mengantar saya pulang dengan selamat :)

oiya lifers saya selama acara birdbanding-an di Pelabuhan Benoa ini yaitu:
#173 Kedidi Golgol | Curlew Sandpiper | Calidris ferruginea
#174 Kedidi-leher merah | Red-necked Stint | C. ruficollis
#175 Cerek Besar | Grey Plover | Pluvialis squatarola

shorebirds (Curlew Sandpiper, Sanderling, Red-necked Stint, Grey Plover) in Pelabuhan Benoa, Bali, Indonesia
I'd love to check out my lifelist. On that day (Tuesday, Feb 4th 2014) I got 3 new lifers. They are Curlew Sandpiper, Red-necked Stint, and Grey Plover in Pelabuhan Benoa, Bali - Indonesia. Because of them, there were 175 bird species on my lifelist. Big thanks for people I mentioned above, you made my days! Thanks God there are good people around me :)

No comments:

Post a Comment